Stroke adalah kondisi darurat medis yang terjadi saat aliran darah ke otak terganggu atau berhenti. Tanpa oksigen dan nutrisi yang cukup, sel-sel otak mulai mati hanya dalam hitungan menit.
Jika tidak ditangani segera, stroke dapat menyebabkan kerusakan otak permanen, kecacatan, bahkan kematian.
Menurut para ahli, stroke termasuk penyebab kematian dan kecacatan terbesar di dunia – tapi yang mengejutkan adalah banyak kasus stroke sebenarnya bisa dicegah!
Jenis-Jenis Stroke
Memahami jenis stroke penting untuk mengetahui cara penanganan yang tepat.
1. Stroke Iskemik (Sekitar 87% Kasus)
Ini adalah jenis stroke yang paling umum, disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah ke otak. Sumbatan ini bisa berupa gumpalan darah (trombus) atau plak kolesterol.
2. Stroke Hemoragik
Terjadi saat pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan perdarahan di dalam otak. Meski lebih jarang, jenis ini lebih berbahaya dan sering menyebabkan kematian atau kelumpuhan permanen.
3. TIA (Transient Ischemic Attack) atau “Stroke Mini”
Gejalanya mirip stroke tapi berlangsung singkat, biasanya hanya beberapa menit hingga jam.
TIA tidak menimbulkan kerusakan permanen, namun merupakan tanda peringatan keras bahwa stroke sebenarnya bisa segera terjadi.
Catatan Penting: Sekitar 1 dari 3 pasien TIA akan mengalami stroke dalam 12 bulan ke depan jika tidak ditangani dengan baik.
Gejala Stroke yang Harus Diwaspadai
Stroke bisa datang tiba-tiba. Mengenali gejalanya secepat mungkin dapat menyelamatkan nyawa. Gunakan metode B.E.C.E.P.A.T. berikut:
- B – Balance: Apakah ada gangguan keseimbangan mendadak?
- E – Eyes (Mata): Apakah ada gangguan penglihatan tiba-tiba?
- C – Face (Wajah): Apakah satu sisi wajah tampak menurun?
- E – Elevate Arms (Angkat Tangan): Bisakah kedua tangan diangkat? Atau salah satu terkulai?
- P – Speech (Bicara): Apakah bicara menjadi tidak jelas atau cadel?
- A – Act Fast (Bertindak Cepat): Segera hubungi layanan darurat (911 / 119).
Ingat: Semakin cepat stroke dikenali dan ditangani, semakin besar peluang pemulihan tanpa dampak jangka panjang.
Faktor Risiko Stroke
Stroke memang bisa menyerang siapa saja, tapi risikonya meningkat dengan beberapa faktor berikut:
Faktor Risiko yang Bisa Dikendalikan:
- Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
- Kolesterol LDL Tinggi
- Diabetes
- Merokok
- Gaya hidup tidak aktif
- Pola makan tinggi garam dan lemak
- Obesitas atau kelebihan berat badan
Faktor Risiko yang Tidak Bisa Dikendalikan:
- Usia: Risiko meningkat dua kali lipat setiap 10 tahun setelah usia 55
- Riwayat keluarga atau genetik
- Jenis kelamin: Pria memiliki risiko lebih tinggi di usia muda, tapi wanita lebih rentan di usia lanjut
Cara Pencegahan Stroke yang Efektif
Kabar baiknya, lebih dari 80% stroke bisa dicegah dengan perubahan gaya hidup sehat. Berikut langkah-langkah pencegahan stroke:
- Kendalikan tekanan darah – lakukan pemeriksaan rutin
- Berhenti merokok – setiap batang rokok meningkatkan risiko stroke
- Rutin berolahraga – minimal 30 menit, 5 kali seminggu
- Pola makan sehat – perbanyak sayur, buah, ikan, dan kurangi lemak trans
- Kelola stres dengan baik – misalnya dengan meditasi, hobi, atau rekreasi
- Batasi konsumsi alkohol dan gula
- Periksa kadar kolesterol dan gula darah secara rutin
Penanganan Stroke: Setiap Detik Sangat Berharga
Penanganan stroke sangat bergantung pada jenis stroke dan seberapa cepat pasien mendapat perawatan.
Untuk Stroke Iskemik:
- Trombolitik (penghancur bekuan darah): Harus diberikan dalam waktu 3 jam setelah gejala muncul
- Trombektomi (operasi pengangkatan sumbatan): Bisa dilakukan hingga 6 jam
- Aspirin: Untuk mencegah pembekuan darah baru
Untuk Stroke Hemoragik:
- Stabilisasi tekanan darah
- Obat anti-kejang dan pengurang tekanan otak
- Operasi untuk menghentikan perdarahan dan meringankan tekanan di otak
- Transfusi bila pasien menggunakan pengencer darah
Pemulihan Setelah Stroke
Setiap stroke itu unik. Pemulihan tergantung pada:
- Luas dan lokasi kerusakan di otak
- Usia pasien
- Kondisi kesehatan umum (diabetes, penyakit jantung, ginjal, dll.)
- Kecepatan dalam mendapatkan perawatan
Rehabilitasi Bisa Meliputi:
- Fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan dan gerak
- Terapi bicara
- Terapi okupasi untuk kembali melakukan aktivitas sehari-hari
- Konseling psikologis jika muncul gangguan emosional
Studi di jurnal Neurology menyebut bahwa orang yang kembali aktif secara fisik setelah stroke memiliki risiko 5 kali lebih kecil mengalami stroke ulang atau serangan jantung.
Stroke memang menakutkan, tapi kabar baiknya: bisa dicegah dan ditangani!
Jangan tunggu hingga gejala muncul. Mulailah langkah pencegahan sejak sekarang:
- Jaga tekanan darah
- Hentikan kebiasaan merokok
- Tetap aktif bergerak
- Konsumsi makanan bergizi
- Kenali gejalanya dan segera bertindak jika curiga stroke
Ingat, waktu adalah otak. Semakin cepat ditangani, semakin besar harapan sembuh!