Investor Pemula? Kenali 5 Jenis Obligasi Ini

Jonathan

Investor Pemula Kenali 5 Jenis Obligasi Ini
Foto: Wirestock/Envato Elements

Kenali berbagai jenis obligasi yang perlu diketahui oleh investor pemula untuk membuat keputusan investasi yang lebih cerdas.

Bagi investor pemula, memahami berbagai jenis obligasi adalah langkah penting dalam membangun portofolio investasi yang solid dan aman.

Obligasi menawarkan peluang investasi dengan risiko yang relatif lebih rendah dibandingkan saham, serta potensi pengembalian yang stabil. Artikel ini akan membahas 5 jenis obligasi yang perlu Anda ketahui, membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan terinformasi.

Jenis-Jenis Obligasi Berdasarkan Penerbit

Obligasi merupakan instrumen keuangan berbentuk surat utang yang banyak digunakan baik oleh pemerintah maupun sektor swasta untuk mengumpulkan dana guna membiayai berbagai proyek atau kegiatan. Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai jenis-jenis obligasi berdasarkan penerbitnya:

1. Obligasi Pemerintah

Obligasi pemerintah adalah instrumen utang yang diterbitkan oleh negara dengan tujuan untuk mendanai kegiatan pemerintah atau membiayai defisit anggaran.

Obligasi ini menawarkan keamanan yang tinggi karena didukung oleh kekuatan ekonomi dan kemampuan fiskal negara. Jenis obligasi pemerintah yang populer di Indonesia meliputi:

Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI): Diterbitkan secara khusus untuk individu Warga Negara Indonesia. ORI menawarkan kemudahan investasi dalam instrumen surat utang negara dengan nominal yang lebih terjangkau.

Sukuk Ritel (SukRi): Merupakan obligasi syariah yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, diterbitkan untuk individu Muslim dan non-Muslim yang tertarik pada investasi berbasis syariah.

Saving Bond Ritel (SBR): Didesain sebagai instrumen tabungan yang menawarkan imbal hasil menarik dengan jangka waktu yang fleksibel, cocok untuk investor ritel.

Sukuk Negara Tabungan (ST): Sukuk versi tabungan yang memberikan alternatif investasi syariah dengan denominasi yang lebih kecil dan terjangkau.

Obligasi pemerintah dianggap sebagai investasi yang relatif aman karena didukung oleh pemerintah yang memiliki wewenang untuk mengumpulkan pajak dan mengatur kebijakan ekonomi.

2. Obligasi Korporasi

Obligasi korporasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan, baik itu BUMN atau swasta, untuk mendanai ekspansi, restrukturisasi utang, atau kebutuhan lainnya.

Obligasi ini biasanya menawarkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan obligasi pemerintah karena mengandung risiko yang lebih besar, yang tergantung pada kinerja dan stabilitas keuangan perusahaan penerbit.

Risiko lain yang mungkin dihadapi investor termasuk perubahan kondisi pasar dan faktor eksternal seperti situasi politik yang bisa mempengaruhi operasional perusahaan.

3. Obligasi Municipal

Obligasi municipal, atau yang sering juga disebut sebagai obligasi daerah, diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur atau inisiatif pembangunan daerah.

Baca Juga:  Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Obligasi sebagai Investasi

Tujuannya adalah untuk mempercepat pembangunan dan kemajuan daerah tanpa harus sepenuhnya bergantung pada dana dari pemerintah pusat.

Obligasi jenis ini seringkali menghadapi risiko kegagalan bayar yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi pemerintah pusat karena bergantung pada kemampuan fiskal daerah yang bersangkutan.

Jenis obligasi berdasarkan cara pembayaran bunganya

Jenis obligasi berdasarkan cara pembayaran bunganya, menjelaskan karakteristik dan keunikan masing-masing tipe obligasi.

1. Zero Coupon Bond

Zero Coupon Bond adalah instrumen utang yang unik karena tidak menghasilkan pembayaran bunga berkala. Investor memperoleh keuntungan dari perbedaan antara harga pembelian yang diskon dan nilai nominal yang akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.

Ini berarti, investor membeli obligasi ini dengan harga yang lebih rendah dari nilai nominalnya dan akan mendapatkan nilai nominal penuh saat obligasi tersebut jatuh tempo.

Zero Coupon Bonds biasanya memiliki rentang jatuh tempo yang bervariasi; beberapa mungkin jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun seperti Treasury Bill, sedangkan lainnya dapat memiliki jangka waktu lebih dari 10 tahun.

Keuntungan utama dari Zero Coupon Bond adalah kemudahannya dalam perencanaan keuangan karena investor sudah tahu jumlah yang akan mereka terima di masa depan.

2. Obligasi Kupon

Obligasi kupon tradisional adalah surat utang yang membayar bunga kepada pemegangnya secara berkala, biasanya setiap enam bulan atau tahunan. Di masa lalu, obligasi ini fisik dan memiliki kupon yang harus dipotong dan diserahkan untuk mendapatkan pembayaran bunga.

Namun, di era digital saat ini, proses tersebut telah menjadi elektronik. Pembayaran bunga dari obligasi kupon didasarkan pada nominal yang disepakati antara penerbit dan investor, dan tingkat bunga ini mencerminkan tingkat pengembalian dari obligasi tersebut.

3. Obligasi Kupon Tetap

Obligasi dengan kupon tetap menawarkan suku bunga yang tidak berubah selama masa berlakunya obligasi. Ini memberikan kestabilan dan kepastian bagi investor yang mencari pengembalian tetap dan dapat diandalkan dari investasi mereka.

Pembayaran bunga tetap ini tidak terpengaruh oleh fluktuasi pasar atau perubahan ekonomi, membuatnya menjadi pilihan populer bagi mereka yang membutuhkan pendapatan tetap.

4. Obligasi Kupon Mengambang

Berbeda dengan obligasi kupon tetap, obligasi kupon mengambang memiliki suku bunga yang dapat berubah selama periode obligasi. Suku bunga ini biasanya terikat pada indeks acuan seperti tingkat LIBOR atau suku bunga bank sentral.

Ini menyediakan proteksi terhadap risiko inflasi karena pembayaran bunga dapat meningkat jika suku bunga pasar naik. Namun, obligasi ini juga menyertakan kupon batas minimal, yang menjamin bahwa bunga tidak akan jatuh di bawah tingkat tertentu, memberikan sedikit kepastian dalam hal pengembalian minimum.

Baca Juga:  Alasan Mengapa Investor Keuangan Harus Mengetahui Sejarah Mereka

Jenis-Jenis Obligasi Berdasarkan Nominal

Jenis-Jenis Obligasi Berdasarkan Nominal
Foto: Ilixe48/Envato Elements

1. Obligasi Konvensional

Obligasi konvensional biasanya diterbitkan dengan nilai nominal yang besar, yang sering kali mencapai Rp 1 miliar per lot. Jenis obligasi ini umumnya ditujukan bagi investor institusi atau investor besar yang mampu melakukan investasi dalam jumlah besar.

Keunggulan obligasi konvensional terletak pada stabilitas dan prediktabilitas pengembaliannya, menjadikannya pilihan populer di kalangan investor besar.

2. Obligasi Ritel

Sebagai kebalikan dari obligasi konvensional, obligasi ritel memiliki nilai nominal yang lebih kecil, biasanya sekitar Rp 1 juta. Contoh spesifik dari obligasi ritel adalah Seri Tabungan Negara (STN) seperti SBR008, yang menawarkan akses yang lebih mudah bagi investor individu dengan modal lebih terbatas.

SBR008 menawarkan imbal hasil dengan kupon mengambang, dimana tingkat bunga minimumnya adalah 7.2%, seringkali lebih rendah daripada seri sebelumnya seperti SBR007 yang memiliki imbal hasil sebesar 7.5%.

Obligasi ritel ini memungkinkan partisipasi lebih luas dalam pasar obligasi, menawarkan alternatif investasi yang lebih terjangkau.

Jenis-Jenis Obligasi Berdasarkan Nominal dan Imbal Hasil

1. Obligasi Konvensional

Dalam kategori ini, obligasi konvensional menawarkan imbal hasil berupa pembayaran bunga (kupon) yang ditetapkan dan dibayarkan secara periodik selama masa berlaku obligasi.

Pembayaran ini merupakan bagian dari kesepakatan awal saat obligasi diterbitkan, dan bunga tersebut dihitung dari nilai nominal obligasi. Imbal hasil ini memberikan pendapatan tetap dan reguler bagi investor, menjadikan obligasi konvensional sebagai pilihan yang stabil untuk diversifikasi portofolio.

2. Obligasi Syariah (Sukuk)

Berbeda dengan obligasi konvensional, obligasi syariah atau yang lebih dikenal dengan Sukuk, menawarkan imbal hasil yang tidak berupa bunga tetapi berupa pembayaran sewa. Imbal hasil ini sesuai dengan prinsip syariah Islam, yang melarang penerimaan atau pembayaran bunga (riba).

Sukuk dikaitkan dengan aset, proyek, atau usaha tertentu, dan imbal hasilnya berasal dari keuntungan atau pendapatan yang dihasilkan oleh aset tersebut.

Investor dalam sukuk tidak hanya menerima pendapatan periodik, tetapi juga berpartisipasi dalam risiko aset yang dibiayai. Pada jatuh tempo, sukuk akan melunasi pokok utang sesuai dengan nilai nominalnya.

Jenis-Jenis Obligasi Berdasarkan Penukaran

Obligasi merupakan instrumen keuangan yang menawarkan berbagai macam fitur yang dapat menarik bagi berbagai jenis investor. Berikut adalah penjelasan lebih terperinci tentang beberapa jenis obligasi yang memiliki opsi penukaran:

Baca Juga:  Apa Gaya Investasi Anda?

1. Convertible Bond (Obligasi Konversi)

Convertible Bond adalah jenis obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk mengkonversi obligasi tersebut menjadi saham dari perusahaan yang menerbitkan obligasi. Hak konversi ini dapat dilaksanakan sesuai dengan rasio yang disepakati pada saat penerbitan obligasi.

Karena adanya kemungkinan konversi ini, obligasi konversi umumnya menawarkan tingkat bunga atau kupon yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi biasa.

Hal ini sejalan dengan manfaat tambahan yang diberikan kepada investor, yaitu kesempatan untuk berpartisipasi dalam kepemilikan ekuitas perusahaan jika saham perusahaan tersebut mengalami kenaikan nilai.

2. Exchangeable Bond (Obligasi Tukar)

Exchangeable Bond mirip dengan obligasi konversi, tetapi dengan fitur khusus yang memungkinkan pemegang obligasi untuk menukarnya dengan saham dari perusahaan yang terkait, tidak harus dari perusahaan penerbit obligasi itu sendiri.

Misalnya, obligasi dapat ditukar dengan saham perusahaan afiliasi atau anak perusahaan. Ini memberikan fleksibilitas lebih bagi investor yang mungkin tertarik pada saham perusahaan tertentu dalam grup yang sama.

3. Callable Bond (Obligasi Opsi Beli)

Callable Bond adalah jenis obligasi yang memberikan hak kepada penerbit untuk membeli kembali obligasi tersebut dari pemegangnya pada harga yang telah disepakati sebelumnya. Hak ini biasanya dapat dilaksanakan setelah periode waktu tertentu sejak penerbitan obligasi.

Ini biasanya digunakan oleh penerbit sebagai cara untuk mengurangi beban bunga ketika suku bunga di pasar umumnya turun, memungkinkan penerbit untuk refinancing utang mereka dengan biaya yang lebih rendah.

Meskipun obligasi telah dibeli kembali, penerbit masih berkewajiban untuk membayar bunga dan pokok sesuai dengan ketentuan awal sampai obligasi benar-benar lunas.

4. Putable Bond

Putable Bond memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengharuskan penerbit membeli kembali obligasi pada tanggal dan harga yang telah disepakati.

Hak ini biasanya diaktifkan oleh pemegang obligasi sebagai respons terhadap penurunan kondisi pasar atau penurunan kredit dari penerbit, memungkinkan investor untuk mengamankan modal mereka jika terjadi perubahan kondisi yang tidak menguntungkan. Putable bonds memberikan tambahan keamanan bagi investor dalam kondisi pasar yang tidak stabil.

Dengan memahami 5 jenis obligasi yang telah dibahas dalam artikel ini, Anda sebagai investor pemula dapat lebih percaya diri dalam memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan finansial Anda.

Setiap jenis obligasi menawarkan keunggulan dan risiko yang berbeda, sehingga penting untuk mempertimbangkan pilihan Anda secara matang. Semoga informasi ini membantu Anda membangun portofolio investasi yang lebih kuat dan seimbang. Selamat berinvestasi!

Rekomendasi

Bagikan:

Tags